Fame Tak Menjamin Fortune: Pelajaran dari Bisnis Gagal Selebriti

Bisnis yang digagas selebritas sering kali menarik perhatian besar sejak hari pertama. Nama besar mereka otomatis mendatangkan eksposur, viralitas, bahkan pelanggan loyal dari kalangan penggemar. Namun, realita tak semanis ekspektasi. Banyak bisnis artis yang meredup hanya dalam hitungan bulan hingga tahun. Kenapa bisa begitu?

Contoh Kasus Nyata: Bisnis Artis yang Gagal

1. RANS E-Sport (Raffi Ahmad)

Meskipun masih bertahan dalam bentuk terbatas, RANS E-Sport tidak seberkembang ekspektasi awal saat Raffi Ahmad mengumumkannya. Meski punya pendanaan dan branding kuat, sektor ini memerlukan manajemen dan fokus tinggi, serta pemahaman industri yang sangat teknis.

2. Gegara Mart (Gisella Anastasia & Gading Marten)

Mini market modern yang dibuka oleh Gisel dan Gading pernah ramai dibicarakan karena pendekatannya yang kekinian dan lokal. Namun dalam waktu singkat, bisnis ini mati suri. Diduga karena model bisnis yang tidak sustain, manajemen operasional yang kurang solid, dan kurangnya diferensiasi dari minimarket besar yang sudah mapan.

3. Bakmi RN (Rossa)

Rossa sempat membuka gerai bakmi yang cukup ramai di awal. Namun tak lama kemudian, bisnis ini tak terdengar lagi gaungnya. Diduga karena kurang fokus pada ekspansi dan kendala operasional di dapur produksi.

4. Yummy App (Afgan & Gading Marten – Investor Awal)

Aplikasi resep yang awalnya sempat booming karena dukungan influencer dan artis, kini tidak terlalu terdengar. Persaingan di ranah food content sangat ketat, dan monetisasi yang tidak jelas bisa menjadi penyebabnya.


Mengapa Bisnis Artis Gagal Meski Viral?

1. Terlalu Mengandalkan Eksposur

Viralitas memang bisa mendorong awareness, tapi tidak menjamin kelangsungan usaha. Banyak artis lupa bahwa eksposur bukanlah substitusi dari model bisnis yang kuat.

2. Kurang Fokus dan Waktu

Artis biasanya punya jadwal padat. Mereka tidak terlibat langsung dalam operasional dan pengawasan, sehingga kualitas, inovasi, dan eksekusi sering kali tidak terjaga.

3. Manajemen Tidak Profesional

Mengajak teman atau keluarga mengelola bisnis tanpa kompetensi yang tepat bisa menjadi bumerang. Beberapa bisnis artis kolaps karena salah pilih mitra bisnis.

4. Tidak Ada Value Unik

Banyak bisnis selebritas hanya menjual “nama besar” tanpa nilai tambah nyata. Produk yang generik dan mudah ditiru membuat mereka tidak bisa bertahan di pasar yang kompetitif.

5. Overpromise – Underdeliver

Ketika bisnis terlalu diglorifikasi di awal, ekspektasi konsumen membumbung tinggi. Jika kualitas produk atau layanan tidak sesuai, kekecewaan cepat menyebar dan brand bisa runtuh seketika.


Pelajaran Berharga untuk Pengusaha Muda

  1. Fame ≠ Sustainability
    Popularitas bisa jadi gerbang awal, tapi bisnis harus ditopang oleh strategi, inovasi, dan ketekunan.
  2. Fokus pada Produk dan Operasional
    Pastikan produk memiliki kualitas unggul dan proses bisnis terstandarisasi dengan baik, bahkan saat tidak ada eksposur.
  3. Bangun Tim yang Kompeten
    Bermitra dengan orang yang tepat dan profesional sangat penting, apalagi jika Anda bukan praktisi langsung.
  4. Jangan Tergoda Tren Sementara
    Pahami kebutuhan pasar dan tren jangka panjang. Bisnis yang hanya mengekor viralitas cenderung tidak bertahan.

Feedback adalah Aset, Bukan Ancaman
Dengarkan suara pelanggan dan jangan cepat puas hanya karena dapat pujian dari fans atau influencer.

Facebook
LinkedIn
Pinterest