Di tengah derasnya arus globalisasi dan dominasi merek-merek asing, beberapa brand lokal Indonesia justru mampu berdiri sejajar bahkan seringkali disangka merek internasional. Excelso, Eiger, dan The Executive adalah contoh nyata dari bagaimana brand lokal bisa tampil premium, memiliki daya saing tinggi, dan membangun persepsi global. Apa rahasia di balik kesuksesan mereka? Dan pelajaran apa yang bisa diambil oleh pengusaha muda?
1. Excelso – Rasa Kafe Eropa, Rasa Cinta Lokal
Didirikan oleh PT Santos Jaya Abadi (perusahaan di balik kopi Kapal Api), Excelso pertama kali hadir pada tahun 1991. Kafe ini dirancang untuk memperkenalkan pengalaman minum kopi premium di Indonesia, dan berhasil membangun identitas sebagai brand yang sophisticated dan modern.
Kenapa sering dikira merek luar negeri?
- Nama “Excelso” terdengar internasional dan berkelas.
- Interior kafe yang modern, seragam barista profesional, dan kualitas kopi premium memberi kesan global.
- Tidak terlalu menonjolkan identitas “produk Indonesia” secara langsung.
Pelajaran bagi pengusaha muda:
- Branding adalah segalanya. Dari nama, logo, sampai atmosfer, semuanya harus konsisten menyampaikan pesan merek.
- Fokus pada kualitas produk dan layanan—hal ini yang menciptakan loyalitas pelanggan jangka panjang.
2. Eiger – Petualangan yang Mendunia, Dibuat di Bandung
Banyak yang mengira Eiger adalah merek asal Swiss atau Jerman, apalagi namanya merujuk pada gunung di pegunungan Alpen. Padahal, Eiger adalah brand lokal yang didirikan di Bandung oleh Ronny Lukito pada tahun 1989.
Kenapa sering dikira merek internasional?
- Nama dan desain logo yang bernuansa Eropa.
- Kualitas produk (tas, jaket, peralatan outdoor) yang sangat kompetitif secara global.
- Pendekatan visual dan pemasaran yang profesional dan konsisten.
Pelajaran bagi pengusaha muda:
- Pilih positioning yang jelas. Eiger memilih fokus pada pasar outdoor dan benar-benar mendalami dunia itu.
- Investasi dalam kualitas dan inovasi produk. Jangan hanya ikut tren—ciptakan standar baru.
- Bangun brand story yang kuat—kisah Eiger selalu dikaitkan dengan semangat petualangan dan eksplorasi.
3. The Executive – Fashion Kantoran ala Internasional
The Executive adalah brand fashion pria dan wanita yang berada di bawah PT Delami Garment Industries. Produk mereka sangat identik dengan gaya profesional, minimalis, dan elegan—mirip brand fashion dari Eropa atau Amerika.
Kenapa sering dikira merek internasional?
- Gaya desain yang simpel dan modern ala Barat.
- Branding dan pemilihan nama berbahasa Inggris yang terdengar premium.
- Strategi penempatan produk di pusat perbelanjaan kelas menengah atas.
Pelajaran bagi pengusaha muda:
- Tentukan target pasar yang spesifik, lalu desain produk dan strategi pemasaran yang cocok dengan segmen tersebut.
- Jangan takut mengadopsi pendekatan global, tetapi tetap tanamkan nilai lokal di dalam manajemen dan operasional.
- Bangun persepsi merek dari semua aspek: kemasan, pelayanan toko, hingga konten media sosial.
Penutup: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Ketiga brand lokal ini membuktikan bahwa untuk tampil seperti brand global, kita tidak perlu berasal dari luar negeri. Yang dibutuhkan adalah:
- Strategi branding yang kuat dan konsisten.
- Produk dengan kualitas yang tidak kalah dari merek luar.
- Pemahaman mendalam tentang pasar dan positioning.
- Keberanian untuk tampil beda dan berani mengangkat standar.
Kesimpulan
Kesuksesan brand lokal seperti Excelso, Eiger, dan The Executive membuktikan bahwa produk dalam negeri mampu bersaing dengan brand internasional asalkan dibangun dengan visi yang jelas, branding yang kuat, serta kualitas yang terjaga. Untuk para pengusaha muda, inilah saatnya menciptakan karya lokal yang membanggakan bukan hanya untuk pasar Indonesia, tapi juga dunia.