Pernah bertanya-tanya kenapa ada produk yang langsung diserbu pembeli, sementara yang lain justru sepi meskipun kualitasnya bagus? Salah satu jawabannya bisa ditemukan dalam konsep Golden Circle yang diperkenalkan oleh Simon Sinek.
Golden Circle bukan sekadar strategi pemasaran, tapi sebuah pendekatan berpikir yang bisa mengubah cara kita membangun bisnis dan menciptakan produk atau jasa yang benar-benar connect dengan pelanggan.
Apa Itu Golden Circle?
Golden Circle terdiri dari tiga lapisan:
- WHY (Mengapa) – Alasan utama kenapa bisnis ini ada. Apa tujuan, keyakinan, atau motivasi yang mendasari?
- HOW (Bagaimana) – Nilai-nilai unik atau cara spesifik Anda menjalankan bisnis untuk mewujudkan “why”.
- WHAT (Apa) – Produk atau jasa yang Anda tawarkan.
Kebanyakan bisnis memulai dari luar ke dalam (What → How → Why). Tapi perusahaan hebat—seperti Apple, Tesla, atau Nike—selalu mulai dari dalam ke luar (Why → How → What).
Kenapa Golden Circle Penting untuk Produk/Jasa yang Laris?
Orang tidak membeli apa yang kamu jual, mereka membeli alasan di baliknya. Produk atau jasa yang sukses biasanya menyentuh emosi, membangun kepercayaan, dan menciptakan loyalty, bukan sekadar menjual fungsi.
Cara Menerapkan Golden Circle dalam Bisnis
1. Tentukan WHY Anda (Mengapa Bisnis Ini Ada)
Contoh pertanyaan:
- Apa visi/misi yang mendorong kamu memulai usaha ini?
- Masalah besar apa yang ingin kamu bantu selesaikan?
- Apa nilai yang kamu perjuangkan?
Contoh:
“Kami percaya bahwa setiap orang berhak merasa percaya diri dengan pakaian yang mereka pakai, tanpa harus mahal.”
2. Tentukan HOW-nya (Bagaimana Kamu Melakukannya)
Ini adalah keunikan proses, pendekatan, atau sistem yang kamu gunakan.
Contoh:
- Menggunakan bahan lokal dan ramah lingkungan
- Proses produksi yang transparan
- Pelayanan super cepat dan personal
Contoh:
“Kami merancang koleksi terbatas dengan bahan daur ulang dan mendukung pengrajin lokal.”
3. Tentukan WHAT-nya (Apa Produk atau Jasa yang Ditawarkan)
Baru di tahap ini kamu bicara soal apa yang dijual:
- Pakaian kasual
- Jasa desain interior
- Aplikasi belajar online
Contoh:
“Kami menjual pakaian kasual untuk anak muda yang ingin tampil stylish dan peduli lingkungan.”
Contoh Penerapan Golden Circle
Bisnis: Kopi Susu Lokal
- WHY: Kami ingin mengangkat kembali kopi lokal Indonesia agar bisa dihargai oleh masyarakat sendiri, bukan hanya orang luar.
- HOW: Dengan bekerja sama langsung dengan petani kopi, kami memastikan kualitas dan keadilan harga.
- WHAT: Kami menjual kopi susu racikan khas dengan biji kopi dari berbagai daerah Indonesia.
Alih-alih hanya bilang “kami jual kopi enak”, mereka mengajak konsumen menjadi bagian dari pergerakan mencintai produk lokal. Ini lebih kuat secara emosional.
Kesimpulan: Laris Karena Punya Arti
Penerapan Golden Circle bukan hanya untuk bisnis besar. Justru untuk pengusaha kecil dan UMKM, pendekatan ini bisa menjadi pembeda yang sangat kuat di pasar yang kompetitif. Mulailah dari “why”—karena ketika kamu tahu alasan kuat di balik apa yang kamu jual, konsumen juga akan ikut merasakannya. Dan ketika konsumen connect secara emosional, mereka bukan cuma beli—mereka akan loyal.